Conformity
adalah
tendensi untuk mengubah keyakinan atau perilaku seseorang agar sesuai dengan
perilaku orang lain (Cialdini & Goldstein, 2004 dalam Sears dkk, 2009).
Dalam Richards, G (2010:64) konformitas adalah melakukan hal yang sama dengan
orang lain sesuai dengan norma-norma, selera, pendapat, penataan, dan
sebagainya yang bersifat behavioral
dalam sebuah kelompok yang didalamnya seseorang mengasumsikan dirinya sebagai
anggotanya. Konformitas ini merupakan cara yang digunakan orang muda, khususnya
mereka yang termasuk dalam komunitas yang termarginalkan, merasakan adanya
ikatan untuk menyesuiakan diri dengan norma-norma subkultural yang tidak
didukung oleh sebagian besar masyarakat. Namun demikian, pada tingkat yang
lebih luas dengan kehadiran internet dan anonimitas kehidupan urban, tren
budaya telah berubah ke arah yang berlawanan dan “normalitas” menjadi semakin
sulit untuk diidentifikasikan. Baron & Byrne menjelaskan konformitas
bagaimana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka dengan cara yang
dipandang wajar atau dapat diterima oleh
kelompok atau masyarakat agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Konformitas kelompok menunjukkan perilaku
individu yang melakukan tindakan sesuai dengan harapan-harapan kelompok sosial
dimana perilaku tersebut merupakan ekspresi persetujuan pada norma-norma
kelompok. Adapaun norma tersebut merupakan aturan-aturan mengenai perilaku yang
dapat diterima dan diharapkan. Selain itu, norma-norma tersebut juga akan
menentukan perilaku yang sesuai atau tidak sesuai dilakukan oleh seseorang
(Myers, 2005:208).
Konformitas terhadap tekanan teman
sebaya pada remaja dapat menjadi positif atau negatif (Camarena, 1991;
Foster-Clark & Blyth, 1991; pearl, Bryan & Herzog, 1990; Wall, 1993
dalam Santrock, 2003: 221-223). Remaja yang terlibat atas tingkah lakunya yang
negatif, seperti menggunakan bahasa gaul, mencuri, menghiraukan apa yang dikatakan
oleh orang tua dan gurunya. Namun banyak konformitas pada remaja yang positif
dan merupakan keinginan untuk terlibat dalam dunia teman sebaya, misalnya
berpakaian seperti teman-temannya dan ingin menghabiskan waktu dengan anggota
dari perkumpulan. Tekanan konformitas yang terjadi ini akan menjadikan ide yang
umum dalam kehidupan remaja. Kekuatannya dapat dilihat dari pilihan mereka
dalam melakukan aktivitas bersama teman sebayanya, apakah mengarah pada
konformitas yang positif atau konformitas yang negatif.
Mau tanya, kalau boleh tau referensi buku tulisannya dari mana ya?
Terimakasih sebelumnya