Sabtu, 06 Agustus 2011

Buzzer Beater


Liburan ke Banyuwangi kemarin memang penuh dengan kejutan dan kejutan itu tak berhenti saat aku pulang. Aku pulang menggunakan kereta eksekutif mutiara timur yang berangkat pukul 22.57 dari stasiun genteng. Jadwal keberangkatan yang tidak menguntungkan bagiku karena itu adalah jamnya orang ngantuk.
            Kereta tiba tepat waktu dan tidak menunggu lama kereta langsung berangkat. Untuk menghilangkan rasa ngantuk, aku memilih bantuan phone a friend. Jam 12 tepat aku langsung menelpon temanku yang menggunakan provider yang sama denganku (cari yang murah :p). Pilihanku ini memang jitu untuk mengusir rasa kantuk hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 02.30 dan itu berarti aku harus menyudahi telpon-telponan dengan temanku karena aku harus sahur.
            Ya, kali ini aku harus sahur di kereta karena kereta diperkirakan tiba di kota tujuanku (Sidoarjo) pukul 05.00. aku beranjak dari kursi, mengambil bekal yang aku bawa lalu berjalan menuju gerbong restorasi yang berada dibelakang gerbongku. Setelah sampai di gerbong restorasi aku segera memulai sahur dengan meminum air putih. Selesai sahur, aku langsung kembali ke kursiku. Karena pilihan bantuan phone a friend sudah digunakan maka aku menggunakan pilihan bantuan lainnya untuk mengisi sisa perjalananku yaitu pilihan bantuan read a book. Ternyata pilihan kali ini tidak membantu untuk mengusir rasa kantuk. Pukul 03.30 aku sudah tidak bisa lagi menahan rasa kantukku yang menjadi-jadi dan tidur adalah pilihan terakhir yang sangat tidak menguntungkan. Alarm di handphone sudah disetel agar berbunyi pukul 04.30 dan aku pun langsung terlelap.
            Tidak lama setelah aku tidur, alarm sudah berbunyi menunjukkan waktu pukul 04.30. Bersamaan dengan bunyi alarm itu kereta juga berhenti. Dengan kesadaranku yang hanya 30% aku melongok ke jendela dan melihat sudah samapai manakah perjalanan kereta ini. Betapa kagetnya aku ketika menyadari bahwa kereta sudah tiba di Sidoarjo. Tanpa berpikir panjang aku pun langsung berdiri, mengangkat tas ransel dan langsung berlari turun kereta. Hal ini bisa aku lakukan hanya dalam waktu 5 detik karena saat aku hendak turun, sang masinis sudah membunyikan bel kereta pertanda kereta akan melaju lagi. Benar saja, ketika aku kesulitan membuka pintu keluar kereta, kereta sudah mulai berjalan dan menambah kepanikanku. Berhasil membuka pintu kereta, aku masih menemukan kesulitan lagi, gerbongku tidak berhenti pada tempatnya. Tidak ada beton yang mempersempit jarak antara tinggi kereta dengan tanah. Walhasil, aku harus meloncat dari gerbong keretaku dengan berlandaskan pada batu kerikil.
            Fiiiuuhh...aku berhasil mengalahkan kereta tepat pada waktunya. Merasa sebagai pemenang (sombong), aku pun langsung berjalan menuju pintu keluar. Kejutan dimulai kembali. Aku merasa ada yang aneh dengan pintu keluar yang biasanya aku lewati di Stasiun Sidoarjo, pintu stasiun kali ini berpindah. Biasanya pintu stasiun berada disebelah kiri tetapi kali ini berada di tengah-tengah stasiun. Otakku mencari jawaban dari keanehan ini dan muncul jawaban “mungkin karena masih pagi buta, makanya pintunya jadi satu antara pintu masuk dan keluar”. Baiklah, aku mulai berjalan keluar stasiun. Setelah melewati pintu keluar stasiun, mataku terpanah dengan tulisan “Cafetaria Perumka Setasiun Bangil”. Whaatttt???? Dimana aku, siapa aku, aku di planet mana (lebay...). Aku berlari menuju depan stasiun dan melihat sekeliling. Betapa kagetnya aku, karena ternyata AKU SALAH TURUN STASIUN.
            Stasiun tempat aku turun adalah stasiun bangil yang jaraknya masih setengah jam lagi dari stasiun Sidoarjo. betapa perjalanan kali ini penuh kejutan.

0 comments:

Posting Komentar