Liburan
ke Banyuwangi kemarin memang penuh dengan kejutan dan kejutan itu tak berhenti
saat aku pulang. Aku pulang menggunakan kereta eksekutif mutiara timur yang
berangkat pukul 22.57 dari stasiun genteng. Jadwal keberangkatan yang tidak menguntungkan
bagiku karena itu adalah jamnya orang ngantuk.
Kereta tiba tepat waktu dan tidak
menunggu lama kereta langsung berangkat. Untuk menghilangkan rasa ngantuk, aku
memilih bantuan phone a friend. Jam
12 tepat aku langsung menelpon temanku yang menggunakan provider yang sama
denganku (cari yang murah :p). Pilihanku ini memang jitu untuk mengusir rasa
kantuk hingga akhirnya jam menunjukkan pukul 02.30 dan itu berarti aku harus
menyudahi telpon-telponan dengan temanku karena aku harus sahur.
Ya, kali ini aku harus sahur di
kereta karena kereta diperkirakan tiba di kota tujuanku (Sidoarjo) pukul 05.00.
aku beranjak dari kursi, mengambil bekal yang aku bawa lalu berjalan menuju
gerbong restorasi yang berada dibelakang gerbongku. Setelah sampai di gerbong
restorasi aku segera memulai sahur dengan meminum air putih. Selesai sahur, aku
langsung kembali ke kursiku. Karena pilihan bantuan phone a friend sudah digunakan maka aku menggunakan pilihan bantuan
lainnya untuk mengisi sisa perjalananku yaitu pilihan bantuan read a book. Ternyata pilihan kali ini
tidak membantu untuk mengusir rasa kantuk. Pukul 03.30 aku sudah tidak bisa
lagi menahan rasa kantukku yang menjadi-jadi dan tidur adalah pilihan terakhir
yang sangat tidak menguntungkan. Alarm di handphone
sudah disetel agar berbunyi pukul 04.30 dan aku pun langsung terlelap.
Tidak lama setelah aku tidur, alarm
sudah berbunyi menunjukkan waktu pukul 04.30. Bersamaan dengan bunyi alarm itu
kereta juga berhenti. Dengan kesadaranku yang hanya 30% aku melongok ke jendela
dan melihat sudah samapai manakah perjalanan kereta ini. Betapa kagetnya aku
ketika menyadari bahwa kereta sudah tiba di Sidoarjo. Tanpa berpikir panjang
aku pun langsung berdiri, mengangkat tas ransel dan langsung berlari turun
kereta. Hal ini bisa aku lakukan hanya dalam waktu 5 detik karena saat aku
hendak turun, sang masinis sudah membunyikan bel kereta pertanda kereta akan
melaju lagi. Benar saja, ketika aku kesulitan membuka pintu keluar kereta,
kereta sudah mulai berjalan dan menambah kepanikanku. Berhasil membuka pintu
kereta, aku masih menemukan kesulitan lagi, gerbongku tidak berhenti pada
tempatnya. Tidak ada beton yang mempersempit jarak antara tinggi kereta dengan
tanah. Walhasil, aku harus meloncat dari gerbong keretaku dengan berlandaskan
pada batu kerikil.
Fiiiuuhh...aku berhasil mengalahkan
kereta tepat pada waktunya. Merasa sebagai pemenang (sombong), aku pun langsung
berjalan menuju pintu keluar. Kejutan dimulai kembali. Aku merasa ada yang aneh
dengan pintu keluar yang biasanya aku lewati di Stasiun Sidoarjo, pintu stasiun
kali ini berpindah. Biasanya pintu stasiun berada disebelah kiri tetapi kali
ini berada di tengah-tengah stasiun. Otakku mencari jawaban dari keanehan ini
dan muncul jawaban “mungkin karena masih pagi buta, makanya pintunya jadi satu
antara pintu masuk dan keluar”. Baiklah, aku mulai berjalan keluar stasiun.
Setelah melewati pintu keluar stasiun, mataku terpanah dengan tulisan
“Cafetaria Perumka Setasiun Bangil”. Whaatttt???? Dimana aku, siapa aku, aku di
planet mana (lebay...). Aku berlari menuju depan stasiun dan melihat
sekeliling. Betapa kagetnya aku, karena ternyata AKU SALAH TURUN STASIUN.
Stasiun tempat aku turun adalah
stasiun bangil yang jaraknya masih setengah jam lagi dari stasiun Sidoarjo. betapa
perjalanan kali ini penuh kejutan.
0 comments:
Posting Komentar